A. Definisi Model Pembelajaran Menurut Para
ü
Winataputra
dalam Sugiyanto (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar
dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
ü
Joyce dan Weil (1980)
Model Pembelajaran sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.
ü
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati,
2000)
Model Pembelajaran adalah kerangka
konseptual melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merancang aktivitas belajar mengajar.
ü
Agus Suprijono
Pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merancang pembelajaran di kelas maupun tutorial.
ü
Mills
Model Pembelajaran adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.
B. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Sugiyanto
(2008) mengemukakan bahwa ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh
para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran
tersebut antara lain terdiri dari:
1.
Model Pembelajaran Kontekstual
Model
pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
Pembelajaran ini juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan
dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru ketika siswa belajar.
2.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
3.
Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum merupakan rakitan
dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi
yang jauh sebelumnya sudah ada.
4.
Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini
merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.
5.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning – PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning – PBL) merupakan pembelajaran yang mengambil psikologi
kognitif sebagai dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak banyak pada apa yang
sedang dikerjakan siswa tetapi pada apa yang siswa pikirkan selama mereka
mengerjakannya. Guru memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga
siswa dapat belajar untuk berfikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
C. Definisi Pendekatan Menurut Para Ahli
Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach).
1.
Menurut Depdikbud
(1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara
untuk mendekati sesuatu”.
2.
Menurut pendapat Wahjoedi
(1999 121) bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan
belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga
dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
3.
Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68)
bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru
dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu”.
4.
Menurut Sanjaya,
(2008:127) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
5.
Menurut Suherman (1993:220)
mengemukakan pendekatan dalam pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau
kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan
pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pembelajaran atau materi
pembelajaran itu, umum atau khusus.
6.
Menurut Soedjadi (1991:102),
membedakan pendekatan pembelajaran matematika menjadi dua, sebagai berikut.
ü Pendekatan
materi (material approach), yaitu proses penjelasan topik matematika tertentu
menggunakan materi matematika lain.
ü Pendekatan
pembelajaran (teaching approach), yaitu proses penyampaian atau penyajian topik
matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya.
Berdasarkan
pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan
pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
D.
Jenis
– Jenis Pendekatan Pembelajaran
1.
PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
Pendekatan Kontekstual
atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat (US Departement of Education, 2001).
Dalam konteks ini siswa
perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana
mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari
berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan
sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya
nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya.
Pendekatan konstektual
merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual
sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif
yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian sebenarnya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
1. Mengaitkan
adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang
sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui
siswa dengan informasi baru.
2. Mengalami
merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan
informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat
terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta
melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3. Menerapkan.
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah.
Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan
relevan.
4. Kerjasama.
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang
signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat
mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama
tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan
dunia nyata.
5. Mentransfer.
Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada
pemahaman bukan hafalan.
2.
PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME
Pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan
pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya
pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat
diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam
lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan
konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan pengajar dalam
kegiatan pembelajaran. Olek karena itu , guru lebih mengutamakan keaktifan
siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru
yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk meningkatkankemampuansiswasecarapribadi.
Jadi pendekatan
konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman
langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Secara umum yang
disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam
memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial.
Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun terdapat
beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam
pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky
menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan
(konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi
individulah yang utama (konstruktivisme individu).
Para psikolog
konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan, konsep
diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual.
Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana
seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya.
Berbeda dengan Piaget,
Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa
yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama.
Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam
konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan
aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.
3.
PENDEKATAN
DEDUKTIF
Pendekatan deduktif
(deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik
satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih
dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan
kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu
yang khusus. Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari
keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula
dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus
atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
4.
PENDEKATAN
INDUKTIF
Pendekatan induktif
menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Pendekatan induktif
merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan
umum.
5.
PENDEKATAN
KONSEP
Pendekatan konsep
adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar
dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah
klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep
merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep
merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep
tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu
diperoleh.
6.
PENDEKATAN
PROSES
Pendekatan proses
merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah
pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini
peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting
untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih
psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus
dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi
pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja,
ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
Sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan
pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi
dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target)
yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan
dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk
mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal
sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan
dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
ü Menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku
dan pribadi peserta didik.
ü Mempertimbangkan
dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
ü Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
Menetapkan norma-norma
dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku
keberhasilan