Pengertian Penyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita, 1995: 18). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan (Tarigan; 1991: 4).
Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
Jenis-Jenis Menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
a. Sumber suara
b. Cara penyimak bahan yang disimak
c. Tujuan menyimak
d. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2) Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1) Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan, dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
a) Menyimak sosial
b) Menyimak sekunder
c) Menyimak estetik
2) Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Menyimak intensif meliputi:
a) Menyimak kritis
b) Menyimak introgatif
c) Menyimak penyelidikan
d) Menyimak kreatif
e) Menyimak konsentratif
f) Menyimak selektif
Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & butterfield membedakan menyimak menjadi:
a) Menyimak sederhana
b) Menyimak diskriminatif
c) Menyimak santai
d) Menyimak informatif
e) Menyimak literatur
f) Menyimak kritis
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
a) Kegiatan menyimak bertarap rendah
b) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Ciri-Ciri Penyimak Ideal
Menurut Tarigan, Djago mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut.
1. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
2. Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif
Artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita, 1995: 18). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan (Tarigan; 1991: 4).
Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
Jenis-Jenis Menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
a. Sumber suara
b. Cara penyimak bahan yang disimak
c. Tujuan menyimak
d. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2) Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1) Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan, dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
a) Menyimak sosial
b) Menyimak sekunder
c) Menyimak estetik
2) Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Menyimak intensif meliputi:
a) Menyimak kritis
b) Menyimak introgatif
c) Menyimak penyelidikan
d) Menyimak kreatif
e) Menyimak konsentratif
f) Menyimak selektif
Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & butterfield membedakan menyimak menjadi:
a) Menyimak sederhana
b) Menyimak diskriminatif
c) Menyimak santai
d) Menyimak informatif
e) Menyimak literatur
f) Menyimak kritis
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
a) Kegiatan menyimak bertarap rendah
b) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Ciri-Ciri Penyimak Ideal
Menurut Tarigan, Djago mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut.
1. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
2. Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif
Artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon
Karakteristik Menyimak
1) Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a) Rangsang bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak
b) Penerimaan alat peraga
c) Perhatian dan penyelesaian
d) Pemberian makna
2) Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
Manfaat Menyimak.
Menurut Setiawan (dalam Suci 2007:20-21), manfaat menyimak adalah sebagai berikut :
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman.
Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan khasanah ilmu kita.Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan menjadi lebih variatif.
Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan objektif.Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
Menurut Setiawan (dalam Suci 2007:20-21), manfaat menyimak adalah sebagai berikut :
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman.
Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan khasanah ilmu kita.Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan menjadi lebih variatif.
Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan objektif.Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
KETERAMPILAN
MEMBACA
Hakikat Membaca.
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis.
Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki
tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca
dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa
- Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
- Mengenal kosakata.
- Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
- Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
- Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
Tujuan Membaca.
Tujuan
membaca adalah untuk mendapatkan informasi-informasi,ide-ide,gagasan-gagasan
dari media tulian atau cetak bertujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan
tentang baik itu informasi yang belum di
ketahui atau sudah.
Manfaat Membaca.
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya
diperlukan adanya suatu komunikasi. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang
utama dalam menyampaikan gagasan-gagasan, ide, perasaan dan pikiran.
Keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatnya dapat kita rasakan jika ada informasi yang ingin kita sampaikan kepada orang lain. Informasi yang disampaikan sangat berpengaruh dengan cara kita menyampaikan informasi tersebut. Jika keterampilan berbahasa kita baik, maka informasi yang ingin kita sampaikan akan diterima dengan baik pula. Maka dari itu, perlu adanya keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatnya dapat kita rasakan jika ada informasi yang ingin kita sampaikan kepada orang lain. Informasi yang disampaikan sangat berpengaruh dengan cara kita menyampaikan informasi tersebut. Jika keterampilan berbahasa kita baik, maka informasi yang ingin kita sampaikan akan diterima dengan baik pula. Maka dari itu, perlu adanya keterampilan berbahasa.
Karakteristik Membaca.
Membaca
adalah keterampilan reseptif bahas tulis. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan
berbicara.
Karakteristik keterampilan membaca yang terkait dengan proses membaca
yang harus dimiliki pembicara adalah :
1.
Mengenal
sistem tulisan yang digunakan
2.
Mengenal
kosakata
3.
Menentukan
kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama
4.
Menentukan
makna kata-kata, termasuk kosakata split dari konteks tertulis
5.
Mengenal
kelas kata gramatikal (kata benda, kata sifat dan sebagainya)
6.
Menentukan
konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek dan
preposisi
7.
Mengenal
bentuk-bentuk dasar sintaksis
8.
Merekonstruksi
dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisipan
9.
Menggunakan
perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan
10.
Menggunakan
pengetahuan-pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal
untuk memahami topik utama atau informasi utama
11.
Membedakan
ide utama dari detail-detail yang disajikan
12.
Menggunakan
strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda,
seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara
mendalam.
KETERAMPILAN
BERBICARA.
Batasan Berbicara
Sebagaimana kita ketahui, keterampilan berbahasa bisa dikllasifikasikan dua kelompok, yaitu berdasarkan peran subjek dan sarana yang digunakan. Bila ditinjau dari aspek peran subjek, keterampilan berbahasa bisa dibedakan menjadi subjek pasif, yang terdiri atau keterampilan menyimak dan keterampilan membaca; sedangkan bila dilihat dari aspek seubjek aktif, keterampilan berbahasa dapat dibedakan menjadi keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
Sebagaimana kita ketahui, keterampilan berbahasa bisa dikllasifikasikan dua kelompok, yaitu berdasarkan peran subjek dan sarana yang digunakan. Bila ditinjau dari aspek peran subjek, keterampilan berbahasa bisa dibedakan menjadi subjek pasif, yang terdiri atau keterampilan menyimak dan keterampilan membaca; sedangkan bila dilihat dari aspek seubjek aktif, keterampilan berbahasa dapat dibedakan menjadi keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
Secara alami perkembangan
keterampilan berbahasa seseorang berawal dari keterampilan menyimak, kemudian
diikuti keterampilan berbicara. Hal ini bisa kita lihat dalam perkembangan
seorang anak. Setelah fase itu, seorang anak dapat berlatih keterampilan
membaca, yang kemudian diikuti keterampilan menulis. Hanya saja taraf
keterampilam berbahasa lebih lanjut tidak sebatas perkembangan alami
sebagaimana contoh di atas. Taraf keterampilan berbahasa tentu saja sesuai
dengan taraf perkembangan psikologis seseorang. Hal ini bisa kita lihat dalam
perkembangan komptensi yang dimiliki oleh pembelajar, mulai sekolah dasar
hingga ke sekolah menengah, bahkan hingga perguruan tinggi.
Secara
khusus pada poin ini dibahas keterampilan berbicara. Keterampilan ini amat
berkorelasi dan menunjang keterampilan bahasa lainnya. Agar kita memilliki
keterampilan berbicara yang baik, tentu saja amat erat kaitannya dengan
keterampilan menyimak (konsep, informasi, opini) yang kita lakukan. Umumnya
seorang pembicara yang andal mampu melakukan hal tersebut, di samping
keterampilan membaca atas hal di atas. Di sisi lain, pada hakikatnya seorang
pembicara juga memiliki keterampilan menulis yang mumpuni. Pembicara yang baik
tentu saja dapat memberikan contoh agar dapat ditiru oleh penyimak yang baik.
Pembicara yang baik mampu memudahkan penyimak untuk menangkap pembicaraan yang
disampaikan.
Berbicara dan menyimak merupakan
kegiatan berbahasa lisan yang saling berkaitan dengan lambing bunyi bahasa.
Bila kita menyampaikan gagasan secara lisan, informasi disampaikan melalui
suara atau bunyi bahasa, sedangkan bila kita menyimak gagasan atau informasi.
melalui ucapan atau suara juga sebagai medianya.
Dalam praktik kehidupan sehari-hari kegiiatan berbicara dan menyimak merupakan dua keterampilan berbahasa yang saling terkait. Kegiatan berbicara selalu disertai kegiatan menyimak, demikian pula kegiatan menyimak akan didahului kegiatan berbicara, meski subjek pelakunya berbeda. Hal itu menandakan bahwa kedunya amat penting dalam proses komunikasi.
Dalam praktik kehidupan sehari-hari kegiiatan berbicara dan menyimak merupakan dua keterampilan berbahasa yang saling terkait. Kegiatan berbicara selalu disertai kegiatan menyimak, demikian pula kegiatan menyimak akan didahului kegiatan berbicara, meski subjek pelakunya berbeda. Hal itu menandakan bahwa kedunya amat penting dalam proses komunikasi.
Hakikat kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial mencerminkan adanya tuntutan bahwa keterampilan berbahasa amat
beperanan dalam kehidupannya. Kesadaran betapa pentingnya berbicara dalam
kehidupan manusia dalam bermasyarakat dapat berupa aneka wacana., mulai dari
lingkungan terkecil: keluarga; rkumpulan sosial, agama, kesenian, olah raga,
dan sebagainya.
Relaitanya pola budaya manusia
menuntut seseorang untuk terampil berkomunikasi: menyatakan pendapat, gagasan,
konsep/ide, hingga perasaan. Ini terwujud dalam fase kenyataan bila keterampil
menangkap informasi-informasi akan biikuti keterampil menyampaikan
informasi-informasi serupa. Semua konstituen pendidikan amat berperan dalam hal
ini. Tata sopan santun dan etika bicara dapat dilatihkan dan dibina mulai dari
lingkungan keluarga, lingkungan (budaya) hingga ke jalur pendidikan formal.
Adat kebiasaan, norma-norma yang berlaku juga seringkali diajarkan secara lisan
dan diterapkan dalam konteks semua komunitas masyarakat, baik yang tradisional
maupun masyaraka modern.
Hakikat
Berbicara sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa.
Berbicara adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif.keterampilan berbicara dan menyimak berhubungan secara kuat. Dalam konteks komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta (message). Warta terbentuk oleh informasi yang disampaikan sender, dan message merupakan obyek dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan merupakan reaksi dari penerima pesan.
Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.
Tujuan Berbicara.
Keterampilan berbicara bisa berwujud
dalam bermacam-macam jenis. Salah satu sumber menyebutkan bahwa keterampilam
berbicara memiliki empat bagian pokok materi: 1) dimensi rasional, tujuan dan
cakupan, fungsi, dan relevansinya; 2) hakikat berbicara yang meliputi
pengertian, tujuan, dan fungsi berbicara, konsep dasar berbicara, dan jenis-jenis
berbicara; 3) faktor yang mempengaruhi efektivias berbicara meliputi kecemasan
berbicara, bahasa tubuh dalam berbicara, ciri-ciri pembicara ideal, dan
merencanakan pembicaraan; dan 4) pengembangan keterampilan berbicara yang
meliputi pengajaran berbicara, dan praktik berbicara dengan berbagai tema.
Konteks kegiatan berbicara dalam era
modern seperti sekarang bisa berwujud bermacam-macam kegiatan, baik dalam
kontek komunikasi lisan yang bersifat informal sampai kegiatan komunikasi lisan
yang bersifat formal yang melibatkan pembicara dan pendengar.
Salah Satu sumber dalam jeringan
menyebutkan bahwa kegiatan komunikasi lisan dalam konteks masyarakat sekarang
antara lain berupa:: 1) berceramah; 2) berdebat; 3) bercakap-cakap; 4)
berkhotba; 5) ;bercerita; 6) berpidato; 7) bertukar pikiran (sharing); 8)
bertanya-jawab; 9) bermain peran; 10) berwawancara; 11) berdiskusi; 12)
berkampanye; 13) bertelepon; 14) menyampaikan sambutan, selamat, pesan; 15)
memberikan laboran; 16) menanggapi; 17) menyanggah pendapat; 18) menolak
permintaan, tawaran, ajakan; 19) menjawab pertanyan; 20) menyatakan sikap; 21)
menginformasikan; 22) membahas suatu hal; 23) melisankan (isi drama, cerpen,
puisi, bacaan); 24) menguraikan cara membuat sesuatu; 25) menawarkan sesuatu; 26)
menyampaikan permintaan maaf; 27) memberi petunjuk; 28) memperkenalkan diri;
29) menyapa; 30) mengajak; 31)mengundang; 32) memperingatkan; 33) mengoreksi;
34) dan lain-lain
Fungsi Berbicara
Secara praktis pragmatis
keterampilan berbicara memiliki empat fungsi utama dalam kognitif, aspek
afektif, aspek keterampilan berbicara, dan aspek keterampilan mengelola
pembelajaran berbicara. Konsekuensinya dalam kegiatan pembelajaran keterampilan
berbicara siswa dibina dan diarahkan agar memahami dan mendalami teori, konsep,
dan generalisasi berbicara serta metodologi pengajaran berbicara. Logisnya,
pengetahuan siswa perihal teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta
metodologi pengajaran berbicara meningkat sejalan dengan tahap pembelajarannya.
Pengalaman berbicara dan pengalaman mengajarkan keterampilan berbicara
merupakan fungsi aspek kognitif.
Di sisi lain kemampuan keterampilan
berbicara juga berpengaruh terhadap sikap siswa. Mungkin saja selama ini sikap
mereka terhadap keterampilan berbicara belum bersifat positif, namun melalui
kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara sikap itu diubah menjadi sikap
positif. Siswa menjadi lebih memahami, menghayati, menyenangi, dan mencintai
keterampilan berbicara, serta lebih gemar melaksanakan kegiatan dan pengajaran
berbicara.
Manfaat Berbicara.
Manfaat
Berbicara yaitu untuk mengekspresikan pikiran
atau ide melalui lambang-lambang bunyi. Seorang pembicara yang handal dan
terlatih mampu memilih kata-kata yang efektif, dan gaya yang tepat
sehingga mudah dipahami dan bahkan dapat memukau pendengarnya.
Karakteristik Berbicara.
Karakteristik berbicara yaitu :
1. Berbicara satu arah. Contoh nya :
Pidato, Khotbah, dan Lain-lain.
2. Berbicara dua arah.Diskusi : komunikasi
dua arah, berpikir bersama
Manfaat :
1.
Melaksanakan sikap demokratis
2.
Melatih toleransi
3.
Mengembangkan kebebasan pribadi
4.
Menambah pengetahuan
5.
Menguji kebenaran pemikiran.
KETERAMPILAN MENULIS.
Hakikat Menulis.
Menulis adalah keterampilan
produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu
keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan
berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan
kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran
dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Keterampilan mikro yang diperlukan
dalam menulis, dimana penulis perlu untuk :
1.
Menggunakan
ortografi dengan benar, termsuk disini penggunaan ejaan
2.
Memilih
kata yang tepat
3.
Menggunakan
bentuk kata dengan benar
4.
Mengurutkan
kata-kata dengan benar
5.
Menggunakan
struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca
6.
Memilih
genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju
7.
Mengupayakan
ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi
tambahan
8.
Mengupayakan,
terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan
9.
Memuat
dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai
subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka
ketahui dan penting untuk diulis.
Tujuan Menulis.
Kalau Anda ingin menjadi seorang penulis, Anda tidak boleh egois. Anda tidak boleh hanya berpikir ,siapa saya ? Misalnya, mentang-mentang penulisnya seorang doktor, dia banyak menggunakan istilah-istilah asing dalam tulisannya. Dia juga senang menggunakan kalimat-kalimat kompleks agar terkesan rumit. Padahal, dia sedang menulis tentang sebuah topik yang diperuntukkan pembaca pada tingkat anak-anak. Tentunya, tulisan yang dihasilkan akan sulit dimengerti oleh pembacanya. Ingat, seorang penulis setidak-tidaknya memperhatikan tiga hal dalam tulisannya, yaitu: (1) unsur informatif, (2) unsur pendidikan, dan (3) unsur hiburan. Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut diharapkan sebuah tulisan dapat digemari oleh pembacanya.
Sebuah tulisan yang baik harus disesuaikan dengan berbagai situasi. Situasi yang dimaksud meliputi:
a. tujuan menulis (perubahan yang diharapkan terjadi pada diri pembaca);
b. keadaan dan tingkat kemampuan pembaca (kelompok usia, terpelajar/tidak terpelajar, pebisnis atau bukan);
c. keadaan yang terlibat dalam penulisan (waktu, tempat, kejadian atau peristiwa, masalah yang memerlukan pemecahan, dan sebagainya.
Tujuan menulis itu
bermacam-macam bergantung pada ragam tulisan. Secara umum, tujuan
menulis dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Memberitahukan atau menjelaskan
Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau menjelaskan sesuatu biasa disebut dengan karangan eksposisi. Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk menjelaskan sesuatu kepada pembaca dengan menunjukkan berbagai bukti-bukti konkret dengan tujuan untuk menambah pengetahuan pembaca. Pembaca yang belum mengenal pesawat tempur F 16 akan memahami tentang jenis pesawat ini setelah membaca karangan dengan judul Kecanggihan Pesawat F 16. Contoh lain karangan eksposisi, misalnya Proses Pembuatan Tempe, Peran Pelajar di era Global, dan Fungsi Teknologi Informasi bagi Siswa.
a. Memberitahukan atau menjelaskan
Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau menjelaskan sesuatu biasa disebut dengan karangan eksposisi. Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk menjelaskan sesuatu kepada pembaca dengan menunjukkan berbagai bukti-bukti konkret dengan tujuan untuk menambah pengetahuan pembaca. Pembaca yang belum mengenal pesawat tempur F 16 akan memahami tentang jenis pesawat ini setelah membaca karangan dengan judul Kecanggihan Pesawat F 16. Contoh lain karangan eksposisi, misalnya Proses Pembuatan Tempe, Peran Pelajar di era Global, dan Fungsi Teknologi Informasi bagi Siswa.
b. Meyakinkan atau mendesak
Pernahkah Anda mendengar kalimat dalam sebuah diskusi kelas ‘Apa argumen Saudara?’ Arti argumen tersebut adalah alasan untuk meyakinkan seseorang. Alasan tersebut bisa berupa uraian, angka-angka, tabel, grafik, dan contoh-contoh. Dengan demikian tujuan tulisan ini adalah meyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis benar sehingga penulis berharap pembaca mau mengikuti pendapat penulis. Contoh karangan ini yang bisa siswa buat misalnya Jadilah Siswa Sukses, Beralihlah ke Quantum Learning, dan sebagainya.
c. Menceritakan Sesuatu
Tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu kejadian kepada pembaca disebut dengan karangan narasi. Karangan narasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris (nyata) dan narasi sugestif (fiksi). Narasi ekspositoris misalnya sejarah, biografi, dan otobiografi, sedangkan narasi sugestif misalnya cerpen, novel, dan legenda. Contoh karangan narasi ekspositoris misalnya Peperangan Pangeran Diponegoro, Kisah Sukses Seorang Habibie, Sejarah Berdirinya SMA X, sedangkan narasi sugestif misalnya Robohnya Surau Kami, Legenda Suroboyo, dan Si Malin Kundang.
d. Mempengaruhi Pembaca
Mungkin Anda pernah membaca janji-janji yang disampaikan oleh juru kampanye pada surat kabar atau majalah. Atau mungkin, Anda pernah membaca sebuah iklan dalam surat kabar atau majalah. Apa yang disampaikan juru kampanye dan pemasang iklan itu bertujaun untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca agar pembaca mengikuti kehendak penulis dengan menampilkan bukti-bukti yang sifatnya emosi (tidak nyata). Kalimat-kalimat Pakailah Dove, maka kulit Anda akan putih dalam tiga minggu; atau Selalulah menggunakan pensil 2 B karena dengan pensil 2 B Anda pasti lulus UN merupakan kalimat yang ingin mempengaruhi pembaca. Kalimat tersebut bersifat persuasif sehingga disebut dengan karangan persuasi.
e. Mengambarkan Sesuatu
Penulis karangan deskripsi tak ubahnya seorang pelukis. Yang membedakan keduanya adalah media yang digunakan, yaitu pena dan kanvas. Penulis karangan deskripsi bertujuan agar pembaca seolah-olah ikut merasa, melihat, meraba, dan menikmati objek yang dilukiskan penulis. Seseorang bisa seolah-olah melihat dan merasakan eloknya sebuah kantor pos setelah dia membaca karangan deskripsi dengan judul Keelokan Kantor Pos di Chicago. Perhatikan contoh karangan deskripsi berikut!
Kamar tidurku tidaklah begitu luas. Ukurannya hanya 3 x 4 meter. Pintu kamarku berada di depan ruang keluarga. Kalau Anda masuk, sebelah kiri pintu tampaklah meja belajar. Di dalamnya terdapat sebuah ranjang berukir yang terbuat dari besi dengan kasur yang ditutupi seprai berwarna merah jambu. Sebelah kanan tempat tidur tampak sebuah lemari pakaian.
Dalam kenyataannya, pengungkapan suatu tujuan dalam sebuah tulisan tidak dapat secara ketat, melainkan sering bersinggungan dengan tujuan-tujuan yang lain. Akan tetapi, biasanya dapat diusahakan ada satu tujuan yang dominan dalam sebuah tulisan yang memberi nama keseluruhan tulisan atau karangan tersebut.
Karakteristik Tulisan.
Ciri-ciri tulisan yang baik sebagai
berikut.
a. Jujur : Jangan mencoba untuk memalsukan gagasan atau sebuah ide karena Anda kurang memiliki pengetahuan yang cukup terhadap apa yang akan Anda tulis.
b. Jelas : Jangan membingungkan para pembaca dengan kalimat - kalimat kompleks dan penjelasan yang bertele-tele.
c. Singkat : Jangan memboroskan waktu para pembaca dengan penjelasan - penjelasan yang dirasa tidak perlu.
d. tidak monoton : Jangan menggunakan kalimat yang berpola sama. Panjang kalimat yang bervariasi dapat menghin dari kebosanan pada diri pembaca.
a. Jujur : Jangan mencoba untuk memalsukan gagasan atau sebuah ide karena Anda kurang memiliki pengetahuan yang cukup terhadap apa yang akan Anda tulis.
b. Jelas : Jangan membingungkan para pembaca dengan kalimat - kalimat kompleks dan penjelasan yang bertele-tele.
c. Singkat : Jangan memboroskan waktu para pembaca dengan penjelasan - penjelasan yang dirasa tidak perlu.
d. tidak monoton : Jangan menggunakan kalimat yang berpola sama. Panjang kalimat yang bervariasi dapat menghin dari kebosanan pada diri pembaca.
Manfaat Menulis.
Manfaat dari menulis
bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang
teratur.
DAFTAR
SUMBER INTERNET
Tidak ada komentar:
Posting Komentar